Jatim Oktober 2009 mengalami Inflasi sebesar 0,13%
218 views
Edisi 2 November 2009 (download)
Pada bulan Oktober 2009 Jawa Timur mengalami inflasi 0,13 persen. Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, 7 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,52 persen diikuti oleh Probolinggo 0,35 persen, Tulungagung 0,29 persen, Malang 0,21 persen, Surabaya 0,16 persen, Kediri 0,10 persen dan Tuban 0,08 persen. Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,54 persen, diikuti Banyuwangi sebesar 0,25 persen dan Madiun sebesar 0,02 persen.
Inflasi Jawa Timur bulan Oktober 2009 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,06 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,97 persen, kelompok perumahan 0,22 persen, kelompok sandang 0,07 persen, kelompok kesehatan 0,21 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga 0,26 persen. Inflasi cukup tertekan dengan turunnya harga pada kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,75 persen.
Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah cabe merah, cabe rawit, soto, rokok kretek filter, bawang putih, beras, nasi (makanan jadi dengan campuran utama dari nasi seperti nasi rames), Akademi/Perguruan Tinggi, bahan bakar rumahtangga dan kacang panjang.
Sepuluh komoditas utama yang memberikan sumbangan negatif terhadap inflasi adalah angkutan antar kota, daging ayam ras, telur ayam ras, kendaraan carter, minyak goreng, tarif kereta api, bawang merah, angkutan dalam kota, bensin dan salak.
Dilihat dari ibukota provinsi di Pulau Jawa, Inflasi Jawa Timur lebih rendah dibandingkan inflasi Serang 0,14 persen, Bandung 0,30 persen, Semarang 0,41 persen dan Surabaya 0,16 persen, namun lebih tinggi dibandingkan inflasi Jakarta 0,12 persen. Sementara Yogyakarta mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Dari 66 kota IHK nasional dan 3 kota IHK Jawa timur, 5 kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 1,78 persen, Kupang 1,25 persen, Jambi 1,23 persen, Manado 0,83 persen dan Ambon sebesar 0,76 persen, sedangkan 5 kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Banda Aceh sebesar 1,30 persen, Palu sebesar 1,17 persen, Lhok Seumawe sebesar 0,86 persen, Mataram sebesar 0,77 persen dan Dumai sebesar 0,75 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) 2009 sebesar 3,07 persen, sedangkan tingkat laju inflasi “year on year” (Oktober 2009 terhadap Oktober 2008) sebesar 2,68 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim September 2009 naik 1,34 %
118 views
Edisi 2 November 2009 (download)
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan September 2009 naik 1,34 persen dari 98,43 menjadi 99,74. Hal ini disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) lebih besar dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan September 2009, Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang mengalami kenaikan NTP tertinggi dibanding provinsi lainnya, sedangkan kenaikan NTP terendah tercatat di Provinsi Banten.
Pada bulan September 2009, semua sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP dibanding NTP bulan Agustus 2009. Nilai Tukar Petani Sub Sektor Hortikultura naik 2,80 persen dari 107,98 menjadi 111,01, NTP Sub Sektor Peternakan naik 2,19 persen dari 105,94 menjadi 108,26, NTP Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,88 persen dari 99,45 menjadi 100,32, NTP Sub Sektor Tanaman Pangan naik 0,75 persen dari 92,89 menjadi 93,59 dan NTP Sub Sektor Perikanan naik 0,53 persen dari 101,76 menjadi 102,30.
Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 2,39 persen dari 119,77 pada bulan Agustus 2009 menjadi 122,64 pada bulan September 2009. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani pada semua sub sektor pertanian yaitu sub sektor hortikultura naik sebesar 3,95 persen, sub sektor peternakan naik sebesar 3,37 persen, sub sektor tanaman pangan naik sebesar 1,81 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,78 persen dan sub sektor perikanan naik sebesar 1,27 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) adalah cabai merah, ayam, jeruk, sapi potong, cabai rawit, gabah, cengkeh, teri, pisang dan bandeng. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga adalah bawang merah, mangga, ikan layang, ikan cakalang, kopi, ikan tongkol, ikan lemuru, ikan tenggiri, ikan layur dan ikan selar.
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen dari 121,69 pada bulan Agustus 2009 menjadi 122,96 pada bulan September 2009. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) sebesar 1,21 persen serta kenaikan indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal sebesar 0,41 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) adalah gula pasir, beras, minyak tanah, daging ayam, cabai merah, mie bakso, bawang putih, jeruk, mie ayam dan salak. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga adalah bawang merah, telur ayam, ikan pindang, kacang panjang, cabai rawit, tomat sayur, ikan tongkol, kayu bakar, detergen bubuk dan sabun mandi.
Perkembangan Ekspor Impor Jatim September 2009
158 views
Edisi 2 November 2009 (download)
EKSPOR JATIM SEPTEMBER 2009
Nilai Ekspor Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 910,62 juta atau mengalami kenaikan sebesar 4,65 persen dibanding ekspor bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 870,18 juta. Secara kumulatif nilai ekspor Januari-September 2009 mencapai US $ 6.627,17 juta atau menurun sebesar 21,08 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 8.397,05 juta.Selama Januari-September 2009 ekspor migas mencapai US $ 254,50 juta atau mengalami penurunan sebesar 50,14 persen dibanding ekspor migas periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 510,42 juta.
Ekspor non migas Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 910,62 juta atau naik 4,65 persen dibanding ekspor non migas bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 870,17 juta. Sedangkan selama Januari-September 2009 ekspor non migas mencapai US $ 6.372,66 juta atau mengalami penurunan sebesar 19,20 persen dibanding ekspor non migas periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 7.886,62 juta.
Selama bulan September 2009 ekspor non migas Jawa Timur didominasi oleh tembaga dengan nilai US $ 186,89 juta, diikuti bahan kimia organik sebesar US $ 124,60 juta, kertas dan karton senilai US $ 78,54 juta, kayu dan barang dari kayu sebesar US $ 47,04 juta serta ikan dan udang sebesar US $ 38,12 juta.
Menurut negara tujuan, ekspor non migas Jawa Timur ke Jepang selama bulan September 2009 mencapai nilai terbesar dengan nilai US $ 158,83 juta, diikuti Malaysia US $ 124,86 juta, Amerika Serikat US $ 79,12 juta, China US $ 72,57 juta dan Thailand sebesar US $ 58,66 juta.
IMPOR JATIM SEPTEMBER 2009
Nilai impor Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 899,60 juta atau mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen dibanding impor bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 894,49 juta. Secara kumulatif nilai impor Januari-September 2009 mencapai US $ 7.675,77 juta atau mengalami penurunan sebesar 46,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 14.388,62 juta.
Impor migas Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 2,43 juta atau naik 393,09 persen dibanding impor migas bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 0,49 juta. Sedangkan selama Januari-September 2009 impor migas mencapai US $ 1.382,60 juta atau mengalami penurunan sebesar 75,08 persen dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 5.547,06 juta.
Impor non migas Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 897,17 juta atau naik 0,36 persen dibanding impor non migas bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 893,99 juta. Sedangkan selama Januari-September 2009 impor non migas mencapai US $ 6.293,17 juta atau mengalami penurunan sebesar 28,82 persen dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 8.841,57 juta.
Selama bulan September 2009 impor non migas Jawa Timur didominasi oleh mesin atau pesawat mekanik dengan nilai US $ 148,69 juta, diikuti ampas atau sisa industri makanan sebesar US $ 131,61 juta, besi dan baja US $ 101,36 juta, plastik dan barang dari plastik US $ 49,43 juta, serta mesin dan peralatan listrik sebesar US $ 38,82 juta.
Menurut negara asal, China merupakan negara pemasok barang impor non migas Jawa Timur terbesar selama bulan September 2009 dengan nilai sebesar US $ 170,17 juta, diikuti Amerika Serikat US $ 77,77 juta, Brasil US $ 59,92 juta, Jerman US $ 55,97 juta dan Australia sebesar US $ 53,85 juta.
Perkembangan Pariwisata Jatim September 2009
125 views
Edisi 2 November 2009 (download)
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada bulan September 2009 mencapai 10.381 orang atau turun 33,71 persen dibanding jumlah wisman bulan Agustus 2009 yang sebanyak 15.661 orang. Sebagian besar wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 1.568 orang, diikuti kebangsaan Singapura 681 orang dan kebangsaan China sebanyak 589 orang.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur pada bulan September 2009 mencapai 40,80 persen atau turun 8,38 persen poin dibanding TPK bulan Agustus 2009 yang mencapai 49,18 persen. Menurut klasifikasinya, TPK hotel bintang 5 pada bulan September 2009 mencapai 49,41 persen dan merupakan TPK tertinggi dibanding kelas hotel berbintang yang lain, diikuti hotel bintang 2 sebesar 46,57 persen dan hotel bintang 4 sebesar 38,28 persen.
Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) Asing di hotel berbintang pada bulan September 2009 mencapai 1,65 hari, turun selama 0,06 hari dibanding dengan bulan Agustus 2009. Untuk RLMT Indonesia pada bulan September 2009 mencapai 1,69 hari dan jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2009 naik selama 0,09 hari. Secara keseluruhan RLMT pada bulan September 2009 sebesar 1,69 hari, naik 0,08 hari dibanding bulan Agustus 2009 yang mencapai 1,61 hari.
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim Oktober 2009 turun 0,49%
59 views
Edisi 2 November 2009 (download)
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan Oktober 2009 tercatat 141,58 (2005=100) atau turun sebesar 0,49 persen dibanding NTN pada bulan September 2009. Penurunan ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima nelayan sebesar – 0,39 persen lebih rendah dibanding dengan perubahan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 0,10 persen.
Tiga komoditas yang mengalami penurunan tertinggi pada indeks harga yang diterima nelayan adalah Belanak -5,16 persen, Teri -3,81 persen dan Lemuru -3,52 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumahtangga pada kelompok makanan 0,58 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,10 persen; perumahan 0,33 persen; kesehatan 0,17 persen; transportasi dan komunikasi 0,07 persen serta biaya sewa dan pengeluaran lain 0,30 persen.
Nilai Tukar Nelayan ’year on year’ (periode Oktober 2008 – Oktober 2009) turun sebesar 1,99 persen, disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima nelayan sebesar 2,18 persen lebih rendah dibanding dengan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 4,26 persen.
Kenaikan indeks harga yang diterima nelayan pada periode yoy terutama disebabkan oleh kenaikan harga Cakalang 22,77 persen, Belanak 7,36 persen, Kakap 15,38 persen, Kepiting 25,82 persen, Kerapu Lencam 3,20 persen, Kurisi 23,13 persen, Layar 2,75 persen, Perepek 1,34 persen, Rajungan 0,50 persen, Selar 3,60 persen, Tembang 12,90 persen, Terbang 68,44 persen, Tongkol 12,29 persen, Udang Barong 40,98 persen, Udang Dogol 8,79 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan disebabkan oleh hampir semua kelompok kecuali kelompok transportasi yang turun sebesar -0,14 persen dan kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain sebesar -0,58 persen.
Peningkatan NTN terjadi di Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Lamongan masing-masing sebesar 0,03 persen, 1,04 persen dan 1,47 persen. Sebaliknya penurunan NTN terjadi di Kabupaten Situbondo sebesar -2,29 persen, Kabupaten Tuban -2,26 persen dan Kabupaten Pamekasan sebesar -0,28 persen.
Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (Angka Ramalan III Tahun 2009)
94 views
Edisi 2 November 2009 (download)
A. PADI
Produksi padi Jawa Timur tahun 2009 (Angka Ramalan III) diperkirakan mencapai 11,10 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), atau meningkat sebesar 0,62 juta ton (5,93 persen) dibanding tahun 2008. Peningkatan produksi padi disebabkan oleh naiknya luas panen sebesar 0,10 juta hektar (6,20 persen), sedangkan produktivitas mengalami penurunan sebesar 0,15 kuintal/hektar (-0,26 persen). Dibandingkan dengan subround yang sama tahun 2008 (year on year) realisasi produksi padi pada Januari-April 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,33 juta ton (5,81 persen) yang disebabkan luas panennya bertambah 72,83 ribu hektar (7,73 persen), kendati produktivitasnya turun sebesar 1,09 ku/ha (-1,79 persen). Subround Mei-Agustus 2009 juga mengalami kenaikan sebesar 0,29 juta ton (8,29 persen) disebabkan kenaikan luas panen sebesar 41,60 ribu hektar (6,85 persen) dan produktivitasnya sebesar 0,97 ku/ha (1,79 persen). Sedangkan subround September-Desember diperkirakan mengalami penurunan sebesar 2,65 ribu ton (-0,22 persen), karena luas panennya diperkirakan mengalami penurunan sebesar 4,44 ribu hektar (-1,98 persen), walaupun produktivitasnya bertambah sebesar 0,97 kuintal/hektar (1,79 persen). Perkiraan turunnya luas panen September-Desember ini didasarkan pada luas tanaman akhir bulan Agustus yang memiliki tren kecenderungan turun.
B. JAGUNG
Produksi jagung Jawa Timur tahun 2009 (Angka Ramalan III) diperkirakan mencapai 5,19 juta ton pipilan kering, atau naik sebesar 0,14 juta ton (2,78 persen) dibanding periode 2008 yang mencapai sebesar 5,05 juta ton. Kenaikan produksi jagung ini diperkirakan karena naiknya luas panen 42,33 ribu hektar (3,42 persen), dimana produktivitasnya mengalami penurunan sebesar 0,25 kuintal/hektar (-0,61 persen). Kenaikan tertinggi periode yoy untuk produksi jagung Jawa Timur tahun 2009 terjadi pada subround Januari-April sebesar 0,24 juta ton (9,15 persen), karena bertambahnya luas panen 45,20 ribu hektar (96,74 persen) dan naiknya produktivitas sebesar 0,88 ku/ha (2,26 persen). Untuk subround Mei-Agustus juga mengalami kenaikan sebesar 0,03 juta ton (2,50 persen) karena naiknya luas panen seluas 31,29 ribu hektar (11,55 persen), meskipun produktivitasnya turun sebesar 3,68 ku/ha (-8,12 persen). Pada subround September-Desember produksi jagung diperkirakan mengalami penurunan sebesar 0,13 juta ton (-10,70 persen). Hal ini terjadi karena luas panen diperkirakan akan turun sebesar 34,16 hektar (-11,61 persen), sedangkan produktivitasnya bertambah sebesar 0,42 kuintal/hektar (1,02 persen).
C. KEDELAI
Produksi kedelai Jawa Timur tahun 2009 (Angka Ramalan III) diperkirakan sebesar 0,33 juta ton biji kering. Walaupun produktivitasnya diperkirakan turun 0,05 kuintal/hektar (-0,39 persen), tetapi luas panennya mengalami kenaikan sebesar 45,32 ribu hektar (20,90 persen) sehingga produksinya naik 56,57 ribu ton (20,40 persen) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 0,27 juta ton. Secara yoy realisasi produksi kedelai pada subround Januari-April naik sebesar 31,76 ribu ton (72,47 persen) karena naiknya luas panen sebesar 22,58 ribu hektar (61,81 persen) dan produktivitas sebesar 0,79 ku/ha (6,58 persen). Pada subround Mei-Agustus produksi kedelai bertambah sebesar 29,41 ribu ton (28,93 persen) karena naiknya luas panen sebesar 21,46 ribu hektar (29,30 persen), walaupun produktivitasnya menurun sebesar 0,04 ku/ha (-0,29 persen). Subround September-Desember diramalkan produksinya akan turun sebesar 4,60 ribu ton (-3,49 persen) karena produktivitasnya turun sebesar 0,57 ku/ha (-4,63 persen), tetapi luas panennya bertambah sebesar 1,28 ribu hektar (1,20 persen).
Ekspor Jatim Agustus 2009 Naik 53,48 %
365 views
Edisi 1 Oktober 2009 (download)
Nilai Ekspor Jawa Timur bulan Agustus 2009 mencapai US $ 870,18 juta atau mengalami kenaikan sebesar 53,48 persen dibanding ekspor bulan Juli 2009 yang mencapai US $ 566,95 juta. Secara kumulatif nilai ekspor Januari-Agustus 2009 mencapai US $ 5.744,19 juta atau menurun sebesar 22,69 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 7.429,88 juta. Baca Selanjutnya..
Nilai Tukar Nelayan (NTN) September 2009 di Jatim
173 views
Edisi 1 Oktober 2009 (download)
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan September 2009 tercatat 142,27 (2005=100) atau naik sebesar 0,04 persen dibanding NTN pada bulan Agustus 2009. Peningkatan ini disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima nelayan sebesar 0,58 persen lebih tinggi dibanding dengan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 0,54 persen. Baca Selanjutnya..
Inflasi Jatim Bulan September 2009 sebesar 1,20 %
321 views
Edisi 1 Oktober 2009 (download)
Pada bulan September 2009 Jawa Timur mengalami inflasi 1,20 persen. Dari 10 kota IHK di Jawa Timur seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi 1,81 persen diikuti oleh Tulungagung 1,64 persen, Tuban 1,59 persen, Kediri 1,20 persen, Surabaya 1,20 persen, Probolinggo 1,03 persen, Jember 0,99 persen, Madiun 0,84 persen dan Sumenep 0,75 persen, sedangkan Inflasi terendah terjadi di Malang 0,62 persen. Baca Selanjutnya..
Perkembangan Pariwisata Jatim Agustus 2009
188 views
Selama bulan Agustus 2009 jumlah wisman dari pintu masuk Juanda naik 5,75 persen dan TPK Hotel Berbintang di Jawa Timur turun 6,97 persen
Edisi 1 Oktober 2009 (download)
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada bulan Agustus 2009 mencapai 15.661 orang atau naik 5,75 persen dibanding jumlah wisman bulan Juli 2009 yang sebanyak 14.810 orang. Sebagian besar wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 2.367 orang, diikuti kebangsaan Singapura 1.119 orang dan kebangsaan China sebanyak 644 orang.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur pada bulan Agustus 2009 mencapai 49,18 persen atau turun 6,97 persen poin dibanding TPK bulan Juli 2009 yang mencapai 56,15 persen. Menurut klasifikasinya, TPK hotel bintang 5 pada bulan Agustus 2009 mencapai 62,83 persen dan merupakan TPK tertinggi dibanding kelas hotel berbintang yang lain, diikuti hotel bintang 4 sebesar 51,31 persen dan hotel bintang 3 sebesar 46,44 persen.
Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) Asing di hotel berbintang pada bulan Agustus 2009 mencapai 1,71 hari, naik selama 0,34 hari dibanding dengan bulan Juli 2009. Untuk RLMT Indonesia pada bulan Agustus 2009 mencapai 1,60 hari dan jika dibandingkan dengan bulan Juli 2009 naik selama 0,25 hari. Secara keseluruhan RLMT pada bulan Agustus 2009 sebesar 1,61 hari, naik 0,25 hari dibanding bulan Juli 2009 yang mencapai 1,36 hari.
Minggu, 29 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mantab jiwa melegenda gan - Rawon - Rantinem
BalasHapus