Selasa, 09 Maret 2010

Definisi Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi Informasi Sebagai Media Dakwah, Bisnis, dan Pengembangan Budaya

Definisi Teknologi Informasi, Jika ada information technology, semestinya ada information science
Apa beda “science” dan “technology”?
– Teknologi menggunakan science sebagai
basisnya
– Ideal vs adanya batasan (waktu, budget,
kemampuan)
– Teknologi berhubungan dengan nilai
ekonomis

Informasi Sebagai Komoditi. Benarkah informasi bisa dikomoditikan?
– Informasi tentang bank yang dilikuidasi, rush bank tersebut
– Surat kabar, majalah, TV: jualan informasi
– Dakwah: menyebarkan informasi
– Bisnis: berbasis informasi
– Pengembangan Budaya: pertukaran informasi
IT,,, Internet merupakan salah satu bentuk nyata implementasi dari Information
Technology. Yang membuat Internet istimewa: skala besar, Cakupannya yang luas: seluruh dunia, Harganya yang relatif murahTidak ada yang mengontrol: anarki?

Penggunaan IT Kemampuan menggunakan produk IT adalah esensial
- Adakah di antara anda yang tidak
dapat menggunakan telepon?Tak lama lagi ...
- Adakah di antara anda yang tidak
dapat menggunakan email?
Internet: Media Dakwah Sudah dikenal sejak lama. Bahkan orang Indonesia termasuk peloporm penggunaan Internet untuk dakwah: ISNET.org
- Diskusi melalui mailing list, IRC,
“Negeri Isnet” MUD
- Web untuk menyebarkan informasi dan tempat belajar
internet: Media Penipuan
Internet juga dapat digunakan sebagai tempat untuk menjerumuskan orang
dengan informasi yang menyesatkan
- Pandai-pandai memilah informasi

Internet: media bisnis Sudah terlalu banyak diulas di berbagai publikasi
- E-commerce, e-business, dan berbagai e- lainnya
- New Economy: ekonomi berbasis Internet?
- “Brick and mortar” menjadi “click and mortar”
Internet: Pengembangan Budaya, Melestarikan budaya: informasi, mengenai sejarah,
benda-benda bersejarah
- Sejarah komputer & internet
berbahasa Indonesia http://ensiklomedia.insan.co.id
- Timbul budaya baru? Budaya online?
Banyak menulis? Budaya kerja keras?
Teknologi itu netral. Dapat dibuat untuk kebaikan dan kejahatan Penguasaan Teknologi Informasi sangat esensial dalam kehidupan
masa kini 5

PROPOSAL PKMGT

RADIO BROADCAST LEARNING ACTIVITIES
UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA
DALAM PENGELOLAAN INFORMASI
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Disusun oleh:

Ikke Nurdyastutik (1102406011)
Ayu Septi Ariani (1102406031)
Siti Fathonah (1102406035)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

A. JUDUL
RADIO BROADCAST LEARNING ACTIVITIES UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PENGELOLAAN INFORMASI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

B. LATAR BELAKANG
Didalam proses pendidikan tentunya terdapat adanya suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Tanpa adanya komunikasi tidaklah mungkin pembelajaran akan berjalan lancar dan terarah sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Tetapi, seperti yang kita ketahui bersama dalam proses komunikasi itu juga masih terdapat penghambat atau sering dikenal dengan istilah noises. Ada dua hambatan yang menjadi pengganggu proses komunikasi yaitu:
a. Hambatan Psikologis
Hambatan ini berupa minat, sikap, pendapat, kepercayaan, inteligensi, pengetahuan dan juga hambatan fisik. Hambatan fisik ini seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh.
b. Hambatan Kultural
Hambatan ini berupa perbedaan adat-istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan; dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi dan kondisi keadaan sekitar tempat terjadinya proses belajar mengajar.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, waktu, dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan
Media pendidikan itu bisa berupa buku, majalah, poster, foto, program kaset audio, film, video, televisi dan sebagainya. Media pendidikan juga bukan hanya digunakan untuk pembelajaran di ruang kelas tetapi media pendidikan juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan diluar kegiatan sekolah yaitu untuk ekstrakulikuler. Dan salah satu pembelajaran yang menggunakan media pendidikan tersebut adalah Broadcast Learning Activities. Broadcast Learning Activities menurut Yoichi Nishimoto adalah kegiatan belajar melalui media penyiaran. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti akan mencoba mengaplikasikan Radio Broadcast Learning Activities sebagai kegiatan ekstrakulikuler di Sekolah Menengah Atas.
Dewasa ini radio memang di pandang sebelah mata oleh masyarakat terutama kalangan pelajar karena sudah ada televisi yang menggantikannya. Dengan media televisi mereka mendapat kemudahan dalam mencari informasi yaitu hanya dengan menontonnya saja. Akan tetapi mereka lupa bahwa media radio juga sangat perperan dalam dunia pendidikan. Bukan hanya membawa pesan pembaharuan, tetapi juga dapat mempertahankan kebudayaan daerah dalam upaya mempertahankan identitasnya. Dan selain berfungsi sebagai sumber informasi, radio juga berfungsi sebagai sarana hiburan dan pendidikan walaupun radio adalah media yang masih sangat tradisional untuk masa sekarang tetapi radio masih relevan untuk digunakan sebagai sarana informasi.
Dilihat dari segi aktualita, maka radio menjadi salah satu sarana komunikasi yang berkemampuan mengadakan mobilitas sosial dan dengan terjadinya mobilitas sosial serta perubahan masyarakat, dengan sendirinya mengakibatkan perubahan tata nilai kehidupan yang menjurus ke disorganisasi dan disintegrasi sosial dari masyarakat. Walaupun konsep modernisasi yang sekarang berjalan menimbulkan pemikiran bahwa media radio adalah media yang tradisional tetapi media radio juga mampu untuk meningkatkan keterampilan dalam hal pengelolaan informasi bagi kalangan pelajar.
Dengan adanya Radio Broadcast Learning Activities di kalangan pelajar, khususnya pelajar Sekolah Menengah Atas sebagai kegiatan ektrakulikuler di sekolahnya diharapkan mampu untuk mendorong kreativitas siswanya dalam mengelola informasi, mulai dari mencari berita, menyeleksi berita, sampai pada proses penyiarannya melalui media radio. Dan juga dapat menjadikan radio sebagai alat pendidikan yang menyenangkan dan berbobot. Apalagi seperti yang kita lihat bahwa siswa hanya mendapatkan informasi tanpa mengetahui bagaimana informasi tersebut dikelola sedemikian rupa sehingga layak untuk disebarluaskan kepada khalayak.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan yang telah penulis sampaikan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Radio Broadcast Learning Activities untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam pengelolaan informasi?
2. Bagaimana solusi agar implementasi Radio Broadcast Learning Activities menjadi menyenangkan dan mempunyai nilai pendidikan yang berbobot?
3. Sejauh mana pengaruh Radio Broadcast Learning Activities untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pengelolaan informasi?
4. Hambatan-hambatan apa saja yang di temui dalam implementasi Radio Broadcast Learning Activities?

D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada permasalahan pada bahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi empirik tentang:
1. Mengetahui implementasi Radio Broadcast Learning Activities untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam pengelolaan informasi.
2. Mengetahui solusi agar implementasi Radio Broadcast Learning Activities menjadi lebih menyenangkan dan mempunyai nilai pendidikan yang berbobot.
3. Mengetahui pengaruh Radio Broadcast Learning Activities bagi siswa di Sekolah Menengah Atas.
4. Mengetahui hambatan-hambatan dalam implementasi Radio Broadcast Learning Activities di Sekolah Menengah Atas.

E. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian yang akan kami lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Sekolah
? Dapat memberikan ”alat pemancing” untuk membuat siswanya lebih terampil dan kreatif dengan adanya Radio Broadcast Learning Actifities sehingga kemampuan dan bakat yang siswa miliki dapat terlihat.
b. Bagi Siswa
? Dapat memberikam motivasi agar lebih kreatif dalam mengembangkan ide-idenya di Radio Broadcast Learning Activities.
? Dapat menggalih lebih dalam kemampuan dan bakat yang di miliki oleh siswa dalam pengelolaan informasi melalui Radio Broadcast Learning Activities.
c. Bagi Peneliti
? Dapat menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di dalam dunia pendidikan terutama bidang Radio Broadcast Learning Actifities.
? Dapat membandingkan pengetahuan tentang Radio Broadcast learning Activities antara teori yang telah dipelajari dengan fakta yang ada di lapangan.

F. TINJAUAN PUSTAKA
1. HAKIKAT KREATIVITAS
Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan dari berbagai tokoh atau ahli. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :

1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.

“Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)

“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)

Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.

2. Kreativitas dalam dimensi Process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.

“Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).

Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi).

3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :

“The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”

Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.

4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.

“Creativity is the ability to bring something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)

Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.

2. MEDIA RADIO
a. Pengertian Media Radio
Radio menurut Ensiklopedia Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnatik bebas yang memiliki frekuansi kurang dari 300 GHz.
Istilah ”siaran radio” berasal dari kata “radio broadcast” (english) artinya informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Sedangkan menurut Undang-Undang Penyiaran No.32 Tahun 2002:
“Kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut, atau pun di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan atau media lain untuk dapat diterima secara serantak, dan bersama oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan”.

b. Kharakteristik Media Radio
Media radio memiliki kharakteristik yang sangat unik yang dapat dirasakan oleh semua masyarakat. Menurut Dodi Mawardi (Http://dodimawardi.wordpress.com) mengatakan ada 9 kharakteristik yang di miliki oleh media radio yaitu:
1. Theater of mine
? Media radio memiliki kemampuan untuk mengembangkan imajinasi pendengar.

2. Personal
? Media radio mampu menyentuh pribadi pendengar
3. Sound only
? Media radio hanya menggunakan suara dalam menyajikan suatu informasinya.
4. At once
? Medi radio dapat di akses cepat dan seketika.
5. Heard once
? Media radio di dengar secara sepintas.
6. Secondary medium half ears media
? Media radio bias menjadi teman dalamaktivitas.
7. Mobile atau portable
? Media radio mudah untuk di bawa kemana-mana.
8. Local
? Media radio bersifat local, hanya di daerah yang ada frekuensinya.
9. Linear
? Media radio tersusun secara sistematis.
Sedangkan menurut A. Darmanto daalam tulisannya ”Radio: Media yang terpinggirkan, mampukah membangun kota?” menyatakan bahwa radio memiliki kharakteristik sebagai berikut:
? Rapidity (Media tingkat kecepatan menyampaikan informasi cukup tinggi).
? Wide Coverage (Media radio memiliki jangkauan wilayah siarannya lebih luas).
? Simultaneus (Media radio dapat dinikmati secara serentak dalam waktu yang sama).
? Illiteracy (Media radio dapat dinikmati oleh orang yang buta huruf).

c. Keuntungan Menggunakan Media Radio
Keuntungan yang dapat kita rasakan dari penggunaan media radio adalah:
1. Dapat menjangkau hampir seluruh warga Negara dalam masyarakat, setiap waktu, tempat, dan dapat melibatkan siapa saja (bahkan orang buta huruf) di mana saja.
2. Pendengar radio tidak tetap di depan layar, seperti halnya menonton televisi. Jadi, pendengar dapat melakukan aktivitasnya seperti biasanya tanpa meninggalkannya hanya untuk mendapatkan informasi.
3. Radio adalah media elektronik termurah, baik pemancar maupun penerimanya.

d. Kekuatan Media Radio
Radio memang memiliki kekuatan emosional yang lebih merangsang emosi pendengarnya. Dengan demikian, radio sangat berperan dalam hal yang bersifat ”sugestif”.
Kekuatan tersebut termasuk dalam kelebihan yang dimiliki oleh radio yang bersifat Psychologis. Kelebihan ini perlu dimanfaatkan dalam merencanakan serta memproduksi program sisrannya, khususnya untuk siaran pendidikan. Dalam hal ini, Dr. Oemar Hamalik menyatakan bahwa:

”Radio is power full educational tool, teacher can use it effectively at all education levels and in nearly all phases of education” (Hamalik, 1986:125).

Yang artinya bahwa:
“Kekuatan radio sebagai alat pendidikan, guru dapat menggunakannya secara efektif, pada semua tingkatan pendidikan dan mendekati semua jalur pendidikan”
Selain itu, radio juga mempunyai daya sebagai berikut:
• Daya Langsung
Untuk mencapai sasaran pendengarnya, penggarapan isi siaran yang akan disampaikan tidak mengalami proses yang kompleks.
• Daya Tembus
Siara radio dapat diterima dimana pun, kapan pun, tanpa mengenal jarak.
• Daya Tarik
Radio memiliki 3 unsur yaitu unsur musik, unsur kata-kata, dan unsur efek suara, maka radio menimbulkan daya tarik tersendiri.

G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan longitudinal yang bersifat penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir 1999:63).
2. Subyek dan Tempat Penelitian
Subyek atau sasaran yang akan diteliti adalah siswa Sekolah Menengah Atas. Dan tempat penelitian di Sekolah Menengah Atas yang bersangkutan tersebut.
3. Sumber Data Penelitian
a. Data Primer
Data Primer yang digunakan yaitu data yang diambil berdasarkan pengamatan Radio Broadcast Learning Activities secara yang dilaksanakan di sekolah yang bersangkutan..
b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan yaitu data yang diperoleh dari data-data pendukung seperti: buku-buku literatur, dokumen-dokumen dari sekolah yang bersangkutan, internet, dan sumber-sumber lain yang relevan.
4. Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid, data dikumpulkan melalui cara atau teknik berikut ini:
a. Tes
Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan dan kreativitas siswa dalam memanfaatkan Radio Broadcast Learning di sekolah.
b. Nontes
Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain sebagai
Berikut:
• Observasi (Pengamatan)
Teknik ini digunakan oleh untuk mengobservasi pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu Radio Broadcast Learning Activities di Sekolah Menengah Atas.
• Wawancara
Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui respon siswa secara langsung terhadap Radio Broadcast Learning Activities di Sekolah Menengah Atas.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini bersifat deskriptif dan akan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menyeleksi data
2. Mengkategorisasikan data, dan melakukan pengelompokan terhadap data.
3. Memilih kategori tertentu untuk dijadikan acuan untuk memfokuskan penelitian.
4. Melakukan penelaahan yang lebih mendalam tentang focus yang telah ditentukan.
5. Mengulangi proses sebelumnya hingga tercapai suatu data hasil penelitian yang matang.

H. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan dalam waktu 6 bulan pada tahun 2009 yaitu sebagai berikut:

No Kegiatan Bulan
I II III IV V VI
1. Perizinan, persiapan, dan perlengkapan ?
2. Pelaksanaan penelitian ? ? ?
3. Pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan penelitian ? ?

I. PEMBAHASAN
Radio Broadcast learning Activities adalah cara baru untuk membelajarkan siswa agar mereka kreatif mengembangkan ide-idenya melalui siaran radio di sekolahnya masing-masing. Dengan dikenalkannya Radio Broadcast Learning Actifities tersebut kepada siswa-siswa Sekolah Menengah Atas di harapkan mereka mengetahui bahwa radio yang dulunya mereka campakan sebagai barang rongsok dan “jadul” tersebut ternyata memiliki manfaat besar dalam pendidikan mereka. Karena media radio mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain terutama radio tidak mengandung unsur porno yang biasanya ada di media lain seperti televisi. Radio hanya mengandalkan sistem penyiaran melalui indera pendengar.
Disamping itu, siswa juga dapat belajar bagaimana cara mengelola informasi yang mereka dapat agar informasi tersebut bisa disebarluaskan kepada teman, saudara, bahkan masyarakat sekitar melalui pengadaan Radio Broadcast Learning Acticities di sekolah mereka. Pengenalan radio Broadcast Learning Activities di sekolah-sekolah adalah bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas dan potensi yang di miliki siswa.
Siswa diajarkan untuk mengelola informasi mulai dari mencari berita-berita yang ada di sekitarnya, menyeleksi berita tersebut, dan sampai diajarkan bagaimana menyajikan berita tersebut agar menarik dan lebih asyik didengarkan oleh khalayak melalui siaran radio. Dengan kata lain, siswa diajarkan mengkoordinasi dan memanage radio sekolah yang telah diadakan tersebut. Selain itu, siswa juga diajarkan bagaimana membuat acara-acara yang menarik untuk siaran radio di sekolahnya tersebut agar semua masyarakat, khususnya para pendengar pelajar senang untuk mendengarkannya.
Hal ini memang tidak gampang, tetapi ini lah yang menjadi tantangan bagi peneliti untuk bisa membuktikan bahwa siaran radio masih pantas dan mampu memberikan sumbangsihnya untuk kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan seperti media lain dan bahkan media radio jauh lebih menarik untuk dimanfaatkan dalam pendidikan kita. Karena melalui media radio pelajar-pelajar kita dapat menyalurkan bakat dan potensi-potensi yang dimilikinya yang selama ini tidak mereka sadari atau pun tidak dapat tersalurkan.

DAFTAR PUSTAKA

- Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

- Baharudin. H. Dan Wahyuni, Esa. N. Teori Belajar dan Pembelajaran. 2007. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

- Uno, Hamzah. B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

- Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA

- Darwanto. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR

- Http://p4tkmatematika.com/web/index.php, “Media Radio dan Siaran Radio Pendidikan-p4tkmatematika.com”, 2 April 2009, pukul. 02.31 WIB

- Http://jakarta.unesco.or.id/LOCAL/BAHASA/SHCOOL/rformat/rformat_gen2.htm, “Radio Format” 2 April 2009, pukul. 03.02 WIB

Selasa, 08 Desember 2009

alamat multiply

http://tilawahismyhobby.multiply.com/

multiply

namanya tilawahismyhobby
posword optimis

Minggu, 29 November 2009

data tugas anreg

Jatim Oktober 2009 mengalami Inflasi sebesar 0,13%
218 views

Edisi 2 November 2009 (download)

Pada bulan Oktober 2009 Jawa Timur mengalami inflasi 0,13 persen. Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, 7 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,52 persen diikuti oleh Probolinggo 0,35 persen, Tulungagung 0,29 persen, Malang 0,21 persen, Surabaya 0,16 persen, Kediri 0,10 persen dan Tuban 0,08 persen. Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,54 persen, diikuti Banyuwangi sebesar 0,25 persen dan Madiun sebesar 0,02 persen.
Inflasi Jawa Timur bulan Oktober 2009 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,06 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,97 persen, kelompok perumahan 0,22 persen, kelompok sandang 0,07 persen, kelompok kesehatan 0,21 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga 0,26 persen. Inflasi cukup tertekan dengan turunnya harga pada kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,75 persen.
Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah cabe merah, cabe rawit, soto, rokok kretek filter, bawang putih, beras, nasi (makanan jadi dengan campuran utama dari nasi seperti nasi rames), Akademi/Perguruan Tinggi, bahan bakar rumahtangga dan kacang panjang.
Sepuluh komoditas utama yang memberikan sumbangan negatif terhadap inflasi adalah angkutan antar kota, daging ayam ras, telur ayam ras, kendaraan carter, minyak goreng, tarif kereta api, bawang merah, angkutan dalam kota, bensin dan salak.
Dilihat dari ibukota provinsi di Pulau Jawa, Inflasi Jawa Timur lebih rendah dibandingkan inflasi Serang 0,14 persen, Bandung 0,30 persen, Semarang 0,41 persen dan Surabaya 0,16 persen, namun lebih tinggi dibandingkan inflasi Jakarta 0,12 persen. Sementara Yogyakarta mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Dari 66 kota IHK nasional dan 3 kota IHK Jawa timur, 5 kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 1,78 persen, Kupang 1,25 persen, Jambi 1,23 persen, Manado 0,83 persen dan Ambon sebesar 0,76 persen, sedangkan 5 kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Banda Aceh sebesar 1,30 persen, Palu sebesar 1,17 persen, Lhok Seumawe sebesar 0,86 persen, Mataram sebesar 0,77 persen dan Dumai sebesar 0,75 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) 2009 sebesar 3,07 persen, sedangkan tingkat laju inflasi “year on year” (Oktober 2009 terhadap Oktober 2008) sebesar 2,68 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim September 2009 naik 1,34 %
118 views

Edisi 2 November 2009 (download)

Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan September 2009 naik 1,34 persen dari 98,43 menjadi 99,74. Hal ini disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) lebih besar dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan September 2009, Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang mengalami kenaikan NTP tertinggi dibanding provinsi lainnya, sedangkan kenaikan NTP terendah tercatat di Provinsi Banten.
Pada bulan September 2009, semua sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP dibanding NTP bulan Agustus 2009. Nilai Tukar Petani Sub Sektor Hortikultura naik 2,80 persen dari 107,98 menjadi 111,01, NTP Sub Sektor Peternakan naik 2,19 persen dari 105,94 menjadi 108,26, NTP Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,88 persen dari 99,45 menjadi 100,32, NTP Sub Sektor Tanaman Pangan naik 0,75 persen dari 92,89 menjadi 93,59 dan NTP Sub Sektor Perikanan naik 0,53 persen dari 101,76 menjadi 102,30.
Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 2,39 persen dari 119,77 pada bulan Agustus 2009 menjadi 122,64 pada bulan September 2009. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani pada semua sub sektor pertanian yaitu sub sektor hortikultura naik sebesar 3,95 persen, sub sektor peternakan naik sebesar 3,37 persen, sub sektor tanaman pangan naik sebesar 1,81 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,78 persen dan sub sektor perikanan naik sebesar 1,27 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) adalah cabai merah, ayam, jeruk, sapi potong, cabai rawit, gabah, cengkeh, teri, pisang dan bandeng. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga adalah bawang merah, mangga, ikan layang, ikan cakalang, kopi, ikan tongkol, ikan lemuru, ikan tenggiri, ikan layur dan ikan selar.
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen dari 121,69 pada bulan Agustus 2009 menjadi 122,96 pada bulan September 2009. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) sebesar 1,21 persen serta kenaikan indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal sebesar 0,41 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) adalah gula pasir, beras, minyak tanah, daging ayam, cabai merah, mie bakso, bawang putih, jeruk, mie ayam dan salak. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga adalah bawang merah, telur ayam, ikan pindang, kacang panjang, cabai rawit, tomat sayur, ikan tongkol, kayu bakar, detergen bubuk dan sabun mandi.

Perkembangan Ekspor Impor Jatim September 2009
158 views

Edisi 2 November 2009 (download)

EKSPOR JATIM SEPTEMBER 2009

Nilai Ekspor Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 910,62 juta atau mengalami kenaikan sebesar 4,65 persen dibanding ekspor bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 870,18 juta. Secara kumulatif nilai ekspor Januari-September 2009 mencapai US $ 6.627,17 juta atau menurun sebesar 21,08 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 8.397,05 juta.Selama Januari-September 2009 ekspor migas mencapai US $ 254,50 juta atau mengalami penurunan sebesar 50,14 persen dibanding ekspor migas periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 510,42 juta.
Ekspor non migas Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 910,62 juta atau naik 4,65 persen dibanding ekspor non migas bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 870,17 juta. Sedangkan selama Januari-September 2009 ekspor non migas mencapai US $ 6.372,66 juta atau mengalami penurunan sebesar 19,20 persen dibanding ekspor non migas periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 7.886,62 juta.
Selama bulan September 2009 ekspor non migas Jawa Timur didominasi oleh tembaga dengan nilai US $ 186,89 juta, diikuti bahan kimia organik sebesar US $ 124,60 juta, kertas dan karton senilai US $ 78,54 juta, kayu dan barang dari kayu sebesar US $ 47,04 juta serta ikan dan udang sebesar US $ 38,12 juta.
Menurut negara tujuan, ekspor non migas Jawa Timur ke Jepang selama bulan September 2009 mencapai nilai terbesar dengan nilai US $ 158,83 juta, diikuti Malaysia US $ 124,86 juta, Amerika Serikat US $ 79,12 juta, China US $ 72,57 juta dan Thailand sebesar US $ 58,66 juta.
IMPOR JATIM SEPTEMBER 2009

Nilai impor Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 899,60 juta atau mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen dibanding impor bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 894,49 juta. Secara kumulatif nilai impor Januari-September 2009 mencapai US $ 7.675,77 juta atau mengalami penurunan sebesar 46,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 14.388,62 juta.
Impor migas Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 2,43 juta atau naik 393,09 persen dibanding impor migas bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 0,49 juta. Sedangkan selama Januari-September 2009 impor migas mencapai US $ 1.382,60 juta atau mengalami penurunan sebesar 75,08 persen dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 5.547,06 juta.
Impor non migas Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 897,17 juta atau naik 0,36 persen dibanding impor non migas bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 893,99 juta. Sedangkan selama Januari-September 2009 impor non migas mencapai US $ 6.293,17 juta atau mengalami penurunan sebesar 28,82 persen dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 8.841,57 juta.
Selama bulan September 2009 impor non migas Jawa Timur didominasi oleh mesin atau pesawat mekanik dengan nilai US $ 148,69 juta, diikuti ampas atau sisa industri makanan sebesar US $ 131,61 juta, besi dan baja US $ 101,36 juta, plastik dan barang dari plastik US $ 49,43 juta, serta mesin dan peralatan listrik sebesar US $ 38,82 juta.
Menurut negara asal, China merupakan negara pemasok barang impor non migas Jawa Timur terbesar selama bulan September 2009 dengan nilai sebesar US $ 170,17 juta, diikuti Amerika Serikat US $ 77,77 juta, Brasil US $ 59,92 juta, Jerman US $ 55,97 juta dan Australia sebesar US $ 53,85 juta.

Perkembangan Pariwisata Jatim September 2009
125 views

Edisi 2 November 2009 (download)

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada bulan September 2009 mencapai 10.381 orang atau turun 33,71 persen dibanding jumlah wisman bulan Agustus 2009 yang sebanyak 15.661 orang. Sebagian besar wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 1.568 orang, diikuti kebangsaan Singapura 681 orang dan kebangsaan China sebanyak 589 orang.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur pada bulan September 2009 mencapai 40,80 persen atau turun 8,38 persen poin dibanding TPK bulan Agustus 2009 yang mencapai 49,18 persen. Menurut klasifikasinya, TPK hotel bintang 5 pada bulan September 2009 mencapai 49,41 persen dan merupakan TPK tertinggi dibanding kelas hotel berbintang yang lain, diikuti hotel bintang 2 sebesar 46,57 persen dan hotel bintang 4 sebesar 38,28 persen.
Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) Asing di hotel berbintang pada bulan September 2009 mencapai 1,65 hari, turun selama 0,06 hari dibanding dengan bulan Agustus 2009. Untuk RLMT Indonesia pada bulan September 2009 mencapai 1,69 hari dan jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2009 naik selama 0,09 hari. Secara keseluruhan RLMT pada bulan September 2009 sebesar 1,69 hari, naik 0,08 hari dibanding bulan Agustus 2009 yang mencapai 1,61 hari.

Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim Oktober 2009 turun 0,49%
59 views

Edisi 2 November 2009 (download)

Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan Oktober 2009 tercatat 141,58 (2005=100) atau turun sebesar 0,49 persen dibanding NTN pada bulan September 2009. Penurunan ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima nelayan sebesar – 0,39 persen lebih rendah dibanding dengan perubahan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 0,10 persen.
Tiga komoditas yang mengalami penurunan tertinggi pada indeks harga yang diterima nelayan adalah Belanak -5,16 persen, Teri -3,81 persen dan Lemuru -3,52 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumahtangga pada kelompok makanan 0,58 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,10 persen; perumahan 0,33 persen; kesehatan 0,17 persen; transportasi dan komunikasi 0,07 persen serta biaya sewa dan pengeluaran lain 0,30 persen.
Nilai Tukar Nelayan ’year on year’ (periode Oktober 2008 – Oktober 2009) turun sebesar 1,99 persen, disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima nelayan sebesar 2,18 persen lebih rendah dibanding dengan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 4,26 persen.
Kenaikan indeks harga yang diterima nelayan pada periode yoy terutama disebabkan oleh kenaikan harga Cakalang 22,77 persen, Belanak 7,36 persen, Kakap 15,38 persen, Kepiting 25,82 persen, Kerapu Lencam 3,20 persen, Kurisi 23,13 persen, Layar 2,75 persen, Perepek 1,34 persen, Rajungan 0,50 persen, Selar 3,60 persen, Tembang 12,90 persen, Terbang 68,44 persen, Tongkol 12,29 persen, Udang Barong 40,98 persen, Udang Dogol 8,79 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan disebabkan oleh hampir semua kelompok kecuali kelompok transportasi yang turun sebesar -0,14 persen dan kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain sebesar -0,58 persen.
Peningkatan NTN terjadi di Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Lamongan masing-masing sebesar 0,03 persen, 1,04 persen dan 1,47 persen. Sebaliknya penurunan NTN terjadi di Kabupaten Situbondo sebesar -2,29 persen, Kabupaten Tuban -2,26 persen dan Kabupaten Pamekasan sebesar -0,28 persen.

Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (Angka Ramalan III Tahun 2009)
94 views

Edisi 2 November 2009 (download)

A. PADI

Produksi padi Jawa Timur tahun 2009 (Angka Ramalan III) diperkirakan mencapai 11,10 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), atau meningkat sebesar 0,62 juta ton (5,93 persen) dibanding tahun 2008. Peningkatan produksi padi disebabkan oleh naiknya luas panen sebesar 0,10 juta hektar (6,20 persen), sedangkan produktivitas mengalami penurunan sebesar 0,15 kuintal/hektar (-0,26 persen). Dibandingkan dengan subround yang sama tahun 2008 (year on year) realisasi produksi padi pada Januari-April 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,33 juta ton (5,81 persen) yang disebabkan luas panennya bertambah 72,83 ribu hektar (7,73 persen), kendati produktivitasnya turun sebesar 1,09 ku/ha (-1,79 persen). Subround Mei-Agustus 2009 juga mengalami kenaikan sebesar 0,29 juta ton (8,29 persen) disebabkan kenaikan luas panen sebesar 41,60 ribu hektar (6,85 persen) dan produktivitasnya sebesar 0,97 ku/ha (1,79 persen). Sedangkan subround September-Desember diperkirakan mengalami penurunan sebesar 2,65 ribu ton (-0,22 persen), karena luas panennya diperkirakan mengalami penurunan sebesar 4,44 ribu hektar (-1,98 persen), walaupun produktivitasnya bertambah sebesar 0,97 kuintal/hektar (1,79 persen). Perkiraan turunnya luas panen September-Desember ini didasarkan pada luas tanaman akhir bulan Agustus yang memiliki tren kecenderungan turun.

B. JAGUNG

Produksi jagung Jawa Timur tahun 2009 (Angka Ramalan III) diperkirakan mencapai 5,19 juta ton pipilan kering, atau naik sebesar 0,14 juta ton (2,78 persen) dibanding periode 2008 yang mencapai sebesar 5,05 juta ton. Kenaikan produksi jagung ini diperkirakan karena naiknya luas panen 42,33 ribu hektar (3,42 persen), dimana produktivitasnya mengalami penurunan sebesar 0,25 kuintal/hektar (-0,61 persen). Kenaikan tertinggi periode yoy untuk produksi jagung Jawa Timur tahun 2009 terjadi pada subround Januari-April sebesar 0,24 juta ton (9,15 persen), karena bertambahnya luas panen 45,20 ribu hektar (96,74 persen) dan naiknya produktivitas sebesar 0,88 ku/ha (2,26 persen). Untuk subround Mei-Agustus juga mengalami kenaikan sebesar 0,03 juta ton (2,50 persen) karena naiknya luas panen seluas 31,29 ribu hektar (11,55 persen), meskipun produktivitasnya turun sebesar 3,68 ku/ha (-8,12 persen). Pada subround September-Desember produksi jagung diperkirakan mengalami penurunan sebesar 0,13 juta ton (-10,70 persen). Hal ini terjadi karena luas panen diperkirakan akan turun sebesar 34,16 hektar (-11,61 persen), sedangkan produktivitasnya bertambah sebesar 0,42 kuintal/hektar (1,02 persen).

C. KEDELAI

Produksi kedelai Jawa Timur tahun 2009 (Angka Ramalan III) diperkirakan sebesar 0,33 juta ton biji kering. Walaupun produktivitasnya diperkirakan turun 0,05 kuintal/hektar (-0,39 persen), tetapi luas panennya mengalami kenaikan sebesar 45,32 ribu hektar (20,90 persen) sehingga produksinya naik 56,57 ribu ton (20,40 persen) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 0,27 juta ton. Secara yoy realisasi produksi kedelai pada subround Januari-April naik sebesar 31,76 ribu ton (72,47 persen) karena naiknya luas panen sebesar 22,58 ribu hektar (61,81 persen) dan produktivitas sebesar 0,79 ku/ha (6,58 persen). Pada subround Mei-Agustus produksi kedelai bertambah sebesar 29,41 ribu ton (28,93 persen) karena naiknya luas panen sebesar 21,46 ribu hektar (29,30 persen), walaupun produktivitasnya menurun sebesar 0,04 ku/ha (-0,29 persen). Subround September-Desember diramalkan produksinya akan turun sebesar 4,60 ribu ton (-3,49 persen) karena produktivitasnya turun sebesar 0,57 ku/ha (-4,63 persen), tetapi luas panennya bertambah sebesar 1,28 ribu hektar (1,20 persen).


Ekspor Jatim Agustus 2009 Naik 53,48 %
365 views

Edisi 1 Oktober 2009 (download)



Nilai Ekspor Jawa Timur bulan Agustus 2009 mencapai US $ 870,18 juta atau mengalami kenaikan sebesar 53,48 persen dibanding ekspor bulan Juli 2009 yang mencapai US $ 566,95 juta. Secara kumulatif nilai ekspor Januari-Agustus 2009 mencapai US $ 5.744,19 juta atau menurun sebesar 22,69 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 7.429,88 juta. Baca Selanjutnya..

Nilai Tukar Nelayan (NTN) September 2009 di Jatim
173 views

Edisi 1 Oktober 2009 (download)

Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan September 2009 tercatat 142,27 (2005=100) atau naik sebesar 0,04 persen dibanding NTN pada bulan Agustus 2009. Peningkatan ini disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima nelayan sebesar 0,58 persen lebih tinggi dibanding dengan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 0,54 persen. Baca Selanjutnya..

Inflasi Jatim Bulan September 2009 sebesar 1,20 %
321 views

Edisi 1 Oktober 2009 (download)

Pada bulan September 2009 Jawa Timur mengalami inflasi 1,20 persen. Dari 10 kota IHK di Jawa Timur seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi 1,81 persen diikuti oleh Tulungagung 1,64 persen, Tuban 1,59 persen, Kediri 1,20 persen, Surabaya 1,20 persen, Probolinggo 1,03 persen, Jember 0,99 persen, Madiun 0,84 persen dan Sumenep 0,75 persen, sedangkan Inflasi terendah terjadi di Malang 0,62 persen. Baca Selanjutnya..

Perkembangan Pariwisata Jatim Agustus 2009
188 views

Selama bulan Agustus 2009 jumlah wisman dari pintu masuk Juanda naik 5,75 persen dan TPK Hotel Berbintang di Jawa Timur turun 6,97 persen

Edisi 1 Oktober 2009 (download)

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada bulan Agustus 2009 mencapai 15.661 orang atau naik 5,75 persen dibanding jumlah wisman bulan Juli 2009 yang sebanyak 14.810 orang. Sebagian besar wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 2.367 orang, diikuti kebangsaan Singapura 1.119 orang dan kebangsaan China sebanyak 644 orang.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur pada bulan Agustus 2009 mencapai 49,18 persen atau turun 6,97 persen poin dibanding TPK bulan Juli 2009 yang mencapai 56,15 persen. Menurut klasifikasinya, TPK hotel bintang 5 pada bulan Agustus 2009 mencapai 62,83 persen dan merupakan TPK tertinggi dibanding kelas hotel berbintang yang lain, diikuti hotel bintang 4 sebesar 51,31 persen dan hotel bintang 3 sebesar 46,44 persen.
Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) Asing di hotel berbintang pada bulan Agustus 2009 mencapai 1,71 hari, naik selama 0,34 hari dibanding dengan bulan Juli 2009. Untuk RLMT Indonesia pada bulan Agustus 2009 mencapai 1,60 hari dan jika dibandingkan dengan bulan Juli 2009 naik selama 0,25 hari. Secara keseluruhan RLMT pada bulan Agustus 2009 sebesar 1,61 hari, naik 0,25 hari dibanding bulan Juli 2009 yang mencapai 1,36 hari.

data tugas anreg

Jatim Oktober 2009 mengalami Inflasi sebesar 0,13%
218 views

Edisi 2 November 2009 (download)

Pada bulan Oktober 2009 Jawa Timur mengalami inflasi 0,13 persen. Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, 7 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,52 persen diikuti oleh Probolinggo 0,35 persen, Tulungagung 0,29 persen, Malang 0,21 persen, Surabaya 0,16 persen, Kediri 0,10 persen dan Tuban 0,08 persen. Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,54 persen, diikuti Banyuwangi sebesar 0,25 persen dan Madiun sebesar 0,02 persen.
Inflasi Jawa Timur bulan Oktober 2009 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,06 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,97 persen, kelompok perumahan 0,22 persen, kelompok sandang 0,07 persen, kelompok kesehatan 0,21 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga 0,26 persen. Inflasi cukup tertekan dengan turunnya harga pada kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,75 persen.
Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah cabe merah, cabe rawit, soto, rokok kretek filter, bawang putih, beras, nasi (makanan jadi dengan campuran utama dari nasi seperti nasi rames), Akademi/Perguruan Tinggi, bahan bakar rumahtangga dan kacang panjang.
Sepuluh komoditas utama yang memberikan sumbangan negatif terhadap inflasi adalah angkutan antar kota, daging ayam ras, telur ayam ras, kendaraan carter, minyak goreng, tarif kereta api, bawang merah, angkutan dalam kota, bensin dan salak.
Dilihat dari ibukota provinsi di Pulau Jawa, Inflasi Jawa Timur lebih rendah dibandingkan inflasi Serang 0,14 persen, Bandung 0,30 persen, Semarang 0,41 persen dan Surabaya 0,16 persen, namun lebih tinggi dibandingkan inflasi Jakarta 0,12 persen. Sementara Yogyakarta mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Dari 66 kota IHK nasional dan 3 kota IHK Jawa timur, 5 kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 1,78 persen, Kupang 1,25 persen, Jambi 1,23 persen, Manado 0,83 persen dan Ambon sebesar 0,76 persen, sedangkan 5 kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Banda Aceh sebesar 1,30 persen, Palu sebesar 1,17 persen, Lhok Seumawe sebesar 0,86 persen, Mataram sebesar 0,77 persen dan Dumai sebesar 0,75 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) 2009 sebesar 3,07 persen, sedangkan tingkat laju inflasi “year on year” (Oktober 2009 terhadap Oktober 2008) sebesar 2,68 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim September 2009 naik 1,34 %
118 views

Edisi 2 November 2009 (download)

Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan September 2009 naik 1,34 persen dari 98,43 menjadi 99,74. Hal ini disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) lebih besar dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan September 2009, Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang mengalami kenaikan NTP tertinggi dibanding provinsi lainnya, sedangkan kenaikan NTP terendah tercatat di Provinsi Banten.
Pada bulan September 2009, semua sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP dibanding NTP bulan Agustus 2009. Nilai Tukar Petani Sub Sektor Hortikultura naik 2,80 persen dari 107,98 menjadi 111,01, NTP Sub Sektor Peternakan naik 2,19 persen dari 105,94 menjadi 108,26, NTP Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,88 persen dari 99,45 menjadi 100,32, NTP Sub Sektor Tanaman Pangan naik 0,75 persen dari 92,89 menjadi 93,59 dan NTP Sub Sektor Perikanan naik 0,53 persen dari 101,76 menjadi 102,30.
Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 2,39 persen dari 119,77 pada bulan Agustus 2009 menjadi 122,64 pada bulan September 2009. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani pada semua sub sektor pertanian yaitu sub sektor hortikultura naik sebesar 3,95 persen, sub sektor peternakan naik sebesar 3,37 persen, sub sektor tanaman pangan naik sebesar 1,81 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,78 persen dan sub sektor perikanan naik sebesar 1,27 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) adalah cabai merah, ayam, jeruk, sapi potong, cabai rawit, gabah, cengkeh, teri, pisang dan bandeng. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga adalah bawang merah, mangga, ikan layang, ikan cakalang, kopi, ikan tongkol, ikan lemuru, ikan tenggiri, ikan layur dan ikan selar.
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen dari 121,69 pada bulan Agustus 2009 menjadi 122,96 pada bulan September 2009. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) sebesar 1,21 persen serta kenaikan indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal sebesar 0,41 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) adalah gula pasir, beras, minyak tanah, daging ayam, cabai merah, mie bakso, bawang putih, jeruk, mie ayam dan salak. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga adalah bawang merah, telur ayam, ikan pindang, kacang panjang, cabai rawit, tomat sayur, ikan tongkol, kayu bakar, detergen bubuk dan sabun mandi.

Perkembangan Ekspor Impor Jatim September 2009
158 views

Edisi 2 November 2009 (download)

EKSPOR JATIM SEPTEMBER 2009

Nilai Ekspor Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 910,62 juta atau mengalami kenaikan sebesar 4,65 persen dibanding ekspor bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 870,18 juta. Secara kumulatif nilai ekspor Januari-September 2009 mencapai US $ 6.627,17 juta atau menurun sebesar 21,08 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 8.397,05 juta.Selama Januari-September 2009 ekspor migas mencapai US $ 254,50 juta atau mengalami penurunan sebesar 50,14 persen dibanding ekspor migas periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 510,42 juta.
Ekspor non migas Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 910,62 juta atau naik 4,65 persen dibanding ekspor non migas bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 870,17 juta. Sedangkan selama Januari-September 2009 ekspor non migas mencapai US $ 6.372,66 juta atau mengalami penurunan sebesar 19,20 persen dibanding ekspor non migas periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 7.886,62 juta.
Selama bulan September 2009 ekspor non migas Jawa Timur didominasi oleh tembaga dengan nilai US $ 186,89 juta, diikuti bahan kimia organik sebesar US $ 124,60 juta, kertas dan karton senilai US $ 78,54 juta, kayu dan barang dari kayu sebesar US $ 47,04 juta serta ikan dan udang sebesar US $ 38,12 juta.
Menurut negara tujuan, ekspor non migas Jawa Timur ke Jepang selama bulan September 2009 mencapai nilai terbesar dengan nilai US $ 158,83 juta, diikuti Malaysia US $ 124,86 juta, Amerika Serikat US $ 79,12 juta, China US $ 72,57 juta dan Thailand sebesar US $ 58,66 juta.
IMPOR JATIM SEPTEMBER 2009

Nilai impor Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 899,60 juta atau mengalami kenaikan sebesar 0,57 persen dibanding impor bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 894,49 juta. Secara kumulatif nilai impor Januari-September 2009 mencapai US $ 7.675,77 juta atau mengalami penurunan sebesar 46,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 14.388,62 juta.
Impor migas Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 2,43 juta atau naik 393,09 persen dibanding impor migas bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 0,49 juta. Sedangkan selama Januari-September 2009 impor migas mencapai US $ 1.382,60 juta atau mengalami penurunan sebesar 75,08 persen dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 5.547,06 juta.
Impor non migas Jawa Timur bulan September 2009 mencapai US $ 897,17 juta atau naik 0,36 persen dibanding impor non migas bulan Agustus 2009 yang mencapai US $ 893,99 juta. Sedangkan selama Januari-September 2009 impor non migas mencapai US $ 6.293,17 juta atau mengalami penurunan sebesar 28,82 persen dibanding periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 8.841,57 juta.
Selama bulan September 2009 impor non migas Jawa Timur didominasi oleh mesin atau pesawat mekanik dengan nilai US $ 148,69 juta, diikuti ampas atau sisa industri makanan sebesar US $ 131,61 juta, besi dan baja US $ 101,36 juta, plastik dan barang dari plastik US $ 49,43 juta, serta mesin dan peralatan listrik sebesar US $ 38,82 juta.
Menurut negara asal, China merupakan negara pemasok barang impor non migas Jawa Timur terbesar selama bulan September 2009 dengan nilai sebesar US $ 170,17 juta, diikuti Amerika Serikat US $ 77,77 juta, Brasil US $ 59,92 juta, Jerman US $ 55,97 juta dan Australia sebesar US $ 53,85 juta.

Perkembangan Pariwisata Jatim September 2009
125 views

Edisi 2 November 2009 (download)

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada bulan September 2009 mencapai 10.381 orang atau turun 33,71 persen dibanding jumlah wisman bulan Agustus 2009 yang sebanyak 15.661 orang. Sebagian besar wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 1.568 orang, diikuti kebangsaan Singapura 681 orang dan kebangsaan China sebanyak 589 orang.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur pada bulan September 2009 mencapai 40,80 persen atau turun 8,38 persen poin dibanding TPK bulan Agustus 2009 yang mencapai 49,18 persen. Menurut klasifikasinya, TPK hotel bintang 5 pada bulan September 2009 mencapai 49,41 persen dan merupakan TPK tertinggi dibanding kelas hotel berbintang yang lain, diikuti hotel bintang 2 sebesar 46,57 persen dan hotel bintang 4 sebesar 38,28 persen.
Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) Asing di hotel berbintang pada bulan September 2009 mencapai 1,65 hari, turun selama 0,06 hari dibanding dengan bulan Agustus 2009. Untuk RLMT Indonesia pada bulan September 2009 mencapai 1,69 hari dan jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2009 naik selama 0,09 hari. Secara keseluruhan RLMT pada bulan September 2009 sebesar 1,69 hari, naik 0,08 hari dibanding bulan Agustus 2009 yang mencapai 1,61 hari.

Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim Oktober 2009 turun 0,49%
59 views

Edisi 2 November 2009 (download)

Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan Oktober 2009 tercatat 141,58 (2005=100) atau turun sebesar 0,49 persen dibanding NTN pada bulan September 2009. Penurunan ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima nelayan sebesar – 0,39 persen lebih rendah dibanding dengan perubahan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 0,10 persen.
Tiga komoditas yang mengalami penurunan tertinggi pada indeks harga yang diterima nelayan adalah Belanak -5,16 persen, Teri -3,81 persen dan Lemuru -3,52 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumahtangga pada kelompok makanan 0,58 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,10 persen; perumahan 0,33 persen; kesehatan 0,17 persen; transportasi dan komunikasi 0,07 persen serta biaya sewa dan pengeluaran lain 0,30 persen.
Nilai Tukar Nelayan ’year on year’ (periode Oktober 2008 – Oktober 2009) turun sebesar 1,99 persen, disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima nelayan sebesar 2,18 persen lebih rendah dibanding dengan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 4,26 persen.
Kenaikan indeks harga yang diterima nelayan pada periode yoy terutama disebabkan oleh kenaikan harga Cakalang 22,77 persen, Belanak 7,36 persen, Kakap 15,38 persen, Kepiting 25,82 persen, Kerapu Lencam 3,20 persen, Kurisi 23,13 persen, Layar 2,75 persen, Perepek 1,34 persen, Rajungan 0,50 persen, Selar 3,60 persen, Tembang 12,90 persen, Terbang 68,44 persen, Tongkol 12,29 persen, Udang Barong 40,98 persen, Udang Dogol 8,79 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan disebabkan oleh hampir semua kelompok kecuali kelompok transportasi yang turun sebesar -0,14 persen dan kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain sebesar -0,58 persen.
Peningkatan NTN terjadi di Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Lamongan masing-masing sebesar 0,03 persen, 1,04 persen dan 1,47 persen. Sebaliknya penurunan NTN terjadi di Kabupaten Situbondo sebesar -2,29 persen, Kabupaten Tuban -2,26 persen dan Kabupaten Pamekasan sebesar -0,28 persen.

Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (Angka Ramalan III Tahun 2009)
94 views

Edisi 2 November 2009 (download)

A. PADI

Produksi padi Jawa Timur tahun 2009 (Angka Ramalan III) diperkirakan mencapai 11,10 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), atau meningkat sebesar 0,62 juta ton (5,93 persen) dibanding tahun 2008. Peningkatan produksi padi disebabkan oleh naiknya luas panen sebesar 0,10 juta hektar (6,20 persen), sedangkan produktivitas mengalami penurunan sebesar 0,15 kuintal/hektar (-0,26 persen). Dibandingkan dengan subround yang sama tahun 2008 (year on year) realisasi produksi padi pada Januari-April 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,33 juta ton (5,81 persen) yang disebabkan luas panennya bertambah 72,83 ribu hektar (7,73 persen), kendati produktivitasnya turun sebesar 1,09 ku/ha (-1,79 persen). Subround Mei-Agustus 2009 juga mengalami kenaikan sebesar 0,29 juta ton (8,29 persen) disebabkan kenaikan luas panen sebesar 41,60 ribu hektar (6,85 persen) dan produktivitasnya sebesar 0,97 ku/ha (1,79 persen). Sedangkan subround September-Desember diperkirakan mengalami penurunan sebesar 2,65 ribu ton (-0,22 persen), karena luas panennya diperkirakan mengalami penurunan sebesar 4,44 ribu hektar (-1,98 persen), walaupun produktivitasnya bertambah sebesar 0,97 kuintal/hektar (1,79 persen). Perkiraan turunnya luas panen September-Desember ini didasarkan pada luas tanaman akhir bulan Agustus yang memiliki tren kecenderungan turun.

B. JAGUNG

Produksi jagung Jawa Timur tahun 2009 (Angka Ramalan III) diperkirakan mencapai 5,19 juta ton pipilan kering, atau naik sebesar 0,14 juta ton (2,78 persen) dibanding periode 2008 yang mencapai sebesar 5,05 juta ton. Kenaikan produksi jagung ini diperkirakan karena naiknya luas panen 42,33 ribu hektar (3,42 persen), dimana produktivitasnya mengalami penurunan sebesar 0,25 kuintal/hektar (-0,61 persen). Kenaikan tertinggi periode yoy untuk produksi jagung Jawa Timur tahun 2009 terjadi pada subround Januari-April sebesar 0,24 juta ton (9,15 persen), karena bertambahnya luas panen 45,20 ribu hektar (96,74 persen) dan naiknya produktivitas sebesar 0,88 ku/ha (2,26 persen). Untuk subround Mei-Agustus juga mengalami kenaikan sebesar 0,03 juta ton (2,50 persen) karena naiknya luas panen seluas 31,29 ribu hektar (11,55 persen), meskipun produktivitasnya turun sebesar 3,68 ku/ha (-8,12 persen). Pada subround September-Desember produksi jagung diperkirakan mengalami penurunan sebesar 0,13 juta ton (-10,70 persen). Hal ini terjadi karena luas panen diperkirakan akan turun sebesar 34,16 hektar (-11,61 persen), sedangkan produktivitasnya bertambah sebesar 0,42 kuintal/hektar (1,02 persen).

C. KEDELAI

Produksi kedelai Jawa Timur tahun 2009 (Angka Ramalan III) diperkirakan sebesar 0,33 juta ton biji kering. Walaupun produktivitasnya diperkirakan turun 0,05 kuintal/hektar (-0,39 persen), tetapi luas panennya mengalami kenaikan sebesar 45,32 ribu hektar (20,90 persen) sehingga produksinya naik 56,57 ribu ton (20,40 persen) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 0,27 juta ton. Secara yoy realisasi produksi kedelai pada subround Januari-April naik sebesar 31,76 ribu ton (72,47 persen) karena naiknya luas panen sebesar 22,58 ribu hektar (61,81 persen) dan produktivitas sebesar 0,79 ku/ha (6,58 persen). Pada subround Mei-Agustus produksi kedelai bertambah sebesar 29,41 ribu ton (28,93 persen) karena naiknya luas panen sebesar 21,46 ribu hektar (29,30 persen), walaupun produktivitasnya menurun sebesar 0,04 ku/ha (-0,29 persen). Subround September-Desember diramalkan produksinya akan turun sebesar 4,60 ribu ton (-3,49 persen) karena produktivitasnya turun sebesar 0,57 ku/ha (-4,63 persen), tetapi luas panennya bertambah sebesar 1,28 ribu hektar (1,20 persen).


Ekspor Jatim Agustus 2009 Naik 53,48 %
365 views

Edisi 1 Oktober 2009 (download)



Nilai Ekspor Jawa Timur bulan Agustus 2009 mencapai US $ 870,18 juta atau mengalami kenaikan sebesar 53,48 persen dibanding ekspor bulan Juli 2009 yang mencapai US $ 566,95 juta. Secara kumulatif nilai ekspor Januari-Agustus 2009 mencapai US $ 5.744,19 juta atau menurun sebesar 22,69 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2008 yang mencapai US $ 7.429,88 juta. Baca Selanjutnya..

Nilai Tukar Nelayan (NTN) September 2009 di Jatim
173 views

Edisi 1 Oktober 2009 (download)

Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan September 2009 tercatat 142,27 (2005=100) atau naik sebesar 0,04 persen dibanding NTN pada bulan Agustus 2009. Peningkatan ini disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima nelayan sebesar 0,58 persen lebih tinggi dibanding dengan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan sebesar 0,54 persen. Baca Selanjutnya..

Inflasi Jatim Bulan September 2009 sebesar 1,20 %
321 views

Edisi 1 Oktober 2009 (download)

Pada bulan September 2009 Jawa Timur mengalami inflasi 1,20 persen. Dari 10 kota IHK di Jawa Timur seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi 1,81 persen diikuti oleh Tulungagung 1,64 persen, Tuban 1,59 persen, Kediri 1,20 persen, Surabaya 1,20 persen, Probolinggo 1,03 persen, Jember 0,99 persen, Madiun 0,84 persen dan Sumenep 0,75 persen, sedangkan Inflasi terendah terjadi di Malang 0,62 persen. Baca Selanjutnya..

Perkembangan Pariwisata Jatim Agustus 2009
188 views

Selama bulan Agustus 2009 jumlah wisman dari pintu masuk Juanda naik 5,75 persen dan TPK Hotel Berbintang di Jawa Timur turun 6,97 persen

Edisi 1 Oktober 2009 (download)

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada bulan Agustus 2009 mencapai 15.661 orang atau naik 5,75 persen dibanding jumlah wisman bulan Juli 2009 yang sebanyak 14.810 orang. Sebagian besar wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 2.367 orang, diikuti kebangsaan Singapura 1.119 orang dan kebangsaan China sebanyak 644 orang.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur pada bulan Agustus 2009 mencapai 49,18 persen atau turun 6,97 persen poin dibanding TPK bulan Juli 2009 yang mencapai 56,15 persen. Menurut klasifikasinya, TPK hotel bintang 5 pada bulan Agustus 2009 mencapai 62,83 persen dan merupakan TPK tertinggi dibanding kelas hotel berbintang yang lain, diikuti hotel bintang 4 sebesar 51,31 persen dan hotel bintang 3 sebesar 46,44 persen.
Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) Asing di hotel berbintang pada bulan Agustus 2009 mencapai 1,71 hari, naik selama 0,34 hari dibanding dengan bulan Juli 2009. Untuk RLMT Indonesia pada bulan Agustus 2009 mencapai 1,60 hari dan jika dibandingkan dengan bulan Juli 2009 naik selama 0,25 hari. Secara keseluruhan RLMT pada bulan Agustus 2009 sebesar 1,61 hari, naik 0,25 hari dibanding bulan Juli 2009 yang mencapai 1,36 hari.

Selasa, 17 November 2009

blog wordpress

http://shealwayssmile.wordpress.com/
klo pke google. shealwayssmile
password semangat