Senin, 25 Mei 2009

Tips Sukses Belajar Bahasa Inggris

Tips Sukses Belajar Bahasa Inggris
Diposkan oleh Lowongan Kerja Label: Info, tips beasiswa

Kiat Sukses Belajar Bahasa Inggris
Bukan hal baru lagi bahwa menguasai bahasa Inggris merupakan suatu keharusan. Fakta membuktikan bahwa menguasai bahasa Inggris itu sangat penting dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan pekerjaan, mengikuti perkembangan sains dan teknologi, dan untuk berkomunikasi di era global.

Agar dapat mengikuti kuliah di perguruan tinggi dengan baik, seseorang dituntut untuk menguasai bahasa Inggris pasif maupun aktif. Sebagai mahasiswa baru misalnya, ia dituntut untuk memiliki nilai TOEFL minimal 400. Dalam perkuliahan, mahasiswa juga diharuskan untuk dapat membaca buku-buku literatur dalam bahasa Inggris maupun mengakses informasi lewat internet yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Inggris.

Untuk memperoleh pekerjaan dengan mudah, seseorang perlu memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang memadai. Sebelum diterima menjadi pegawai atau karyawan, seorang pencari kerja pada umumnya menjalani serangkaian tes tertulis dan wawancara yang sering dilakukan dalam bahasa Inggris. Seorang pegawai atau karyawan akan banyak memperoleh keuntungan bila yang bersangkutan menguasai bahasa Inggris seperti mendapatkan kesempatan mengikuti studi lanjut dan promosi atau kenaikan jabatan.

Ada sebuah cerita yang mungkin dapat membuka cakrawala pikir kita akan pentingnya menguasai bahasa Inggris. Ada seorang lulusan SMA yang terpaksa menjadi tukang becak untuk menopang ekonomi keluarganya. Sejak SMP, nilai bahasa Inggris yang bersangkutan selalu tinggi. Sebenarnya ia bercita-cita untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Namun, karena kemampuan ekonomi keluarganya yang tidak mendukung, ia dengan terpaksa memendam cita-citanya tersebut. Suatu hari ketika ia sedang mengayuh becaknya, seorang turis perempuan mendekatinya dan minta diantarkan ke suatu tempat. Purnomo yang bisa berbahasa Inggris mempersilakan turis dari Inggris tersebut untuk naik ke becaknya dan mengantarkannya ke tujuan.

Di sepanjang perjalanan, mereka bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Si turis inggris itu terkesima karena baru kali ini ia bisa bercakap-cakap dengan penarik becak. Memang kadang ada satu dua penarik becak yahg bisa berbahasa Inggris, namun itu hanya sebatas menawarkan harga, menanyakan tujuan penumpang, dan berterima kasih. Lain sekali dengan yang satu ini yang bisa menanyakan dari negara mana si turis berasal, kapan tiba di Indonesia, dan tempat-tempat apa saja yang telah turis tersebut kunjungi selama di Indonesia. Ia juga menceriterakan bagaimana ia dapat berbahasa Inggris dengan cukup fasih. Ia menjelaskan bahwa ia suka bahasa Inggris sejak SMP dan ingin sekali melanjutkan belajar bahasa Inggris di perguruan tinggi, namun kemampuan ekonomi orangtuanya tidak mendukung sehingga ia terpaksa menjadi penarik becak untuk mendapatkan uang yang akan ditabungnya untuk melanjutkan kuliah. Sesekali turis wanita itu menengok ke belakang dan memandang kedua kaki penarik becak yang kokoh.

Saat itulah ia merasakan perasaan aneh dalam hatinya. Ya, turis itu jatuh cinta pada penarik becak itu, sosok pria sejati di matanya. Memang ia hanya berprofesi sebagai penarik becak, namun ia mempunyai pengetahuan dan cita-cita, selain mempunyai postur tubuh yang kokoh.
Turis itu berpikir bahwa sosok pria seperti itulah yang dapat melindunginya dalam hidupnya. Maka turis itu kemudian menyatakan cintanya pada tukang becak itu di tempat wisata yang ia kunjungi dan menyatakan keinginannya untuk menikah dengannya. Tukang becak itu menyetujuinya. Mereka akhirnya menikah. Setelah menjadi suaminya, turis itu meminta suaminya (si tukang becak itu) untuk melanjutkan studinya di Inggris. Sepulang dari studinya di Inggris, mereka membuka perusahaan di dengan dia (bekas tukang becak itu) sebagai menejer tentunya.

Dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa bahasa Inggris dapat menjadikan seseorang sangat beruntung. Bahasa Inggris merupakan pembuka atau kunci bagi kehidupan yang lebih baik. Banyak cara yang dapat ditempuh seseorang untuk dapat menguasai bahasa Inggris, misalnya dengan mengikuti kursus bahasa Inggris, belajar mandiri dari buku, kaset dan CD bahasa Inggris atau chatting dengan English Native speaker atau kenalan lainnya lewat internet. Namun, semua itu memerlukan dana yang kadang tidak sedikit, alasan yang sering menghalangi seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Lalu bagaimanakah kita bisa belajar bahasa Inggris dengan murah dalam berbagai keterbatasan sarana tetapi dengan hasil yang baik?

Belajar bahasa Inggris tidak cukup sekedar mempelajari unsur kebahasaannya saja seperti mempelajari kosa kata dan struktur bahasanya, tetapi juga harus belajar menggunakannya untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari karena tujuan dasar belajar bahasa Inggris adalah dapat berkomunikasi dengan benar dan lancar dalam bahasa Inggris. Mengetahui kosa kata dan/atau tata bahasanya saja tanpa berlatih menggunakan kosa kata dan tata bahasa tersebut untuk berkomunikasi secara lisan maupun tertulis tidak cukup. Lalu apa saja yang harus kita lakukan agar dapat menguasai bahasa Inggris baik dari segi kebahasaan maupun praktiknya?

Berikut ini ada sejumlah tip yang bisa diterapkan dalam belajar bahasa Inggris dalam kondisi yang terbatas untuk mengembangkan pengetahuan kebahasaan (kosa kata dan tata bahasa) dan keterampilan dalam berkomunikasi.

Belajar unsur kebahasaan
Yang dimaksud dengan belajar unsur kebahasaan adalah belajar menguasai kosa kata dan struktur bahasa Inggris. Untuk menguasai unsur kebahasaan bahasa Inggris, ada beberapa tip yang bisa Anda lakukan.

Membuat daftar kosa kata
Anda dapat membuat kosa kata pada buku kecil. Anda dapat menuliskan 10kosa kata baru yang Anda temukan setiap harinya di buku kecil tersebuttanpa melupakan kosa kata yang telah dipelajari sebelumnya tentunya.Selain menuliskan arti kata, Anda juga bisa mencantumkanpronunciation-nya atau bagaimana kata-kata-kata itu diucapkan. Karenamungil, buku daftar kosa kata ini dapat dibawa ke mana saja dan dapatdibaca setiap saat seperti ketika menunggu bis atau jemputan, di dalamkendaraan, di saat santai, dan lain sebagainya.

Membuat kartu struktur
Anda bisa menggunakan kertas manila dan membuatnya menjadi kartu-kartu kecil. Setelah itu Anda bisa menuliskan rumus-rumus bahasa Inggrisseperti tenses dengan contoh kalimatnya. Kertas-kertas tersebut bisadisimpan dalam dompet kecil atau kotak kecil. Kartu struktur ini jugamudah dibawa dan dibaca di mana saja serta kapan saja.

Membaca majalah, koran, dan cerita-cerita berbahasa Inggris
Buku, koran maupun majalah berbahasa Inggris merupakan sumber belajarbahasa Inggris. Dengan membaca artikel atau cerita dari buku cerita, majalah, maupun koran berbahasa Inggris, Anda bisa meningkatkan kemampuan membaca sekaligus memperkaya pengetahuan akan bahasa Inggris Anda. Namun demikian, bacaan-bacaan bahasa Inggris yang dibaca hendaknya teks-teks dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris Anda. Teks yang terlalu mudah cenderung tidak meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Anda, sementara bacaan yang terlalu sulit dapat menjadikan Anda frustasi. Dengan demikian, Anda perlu mendapatkan teks yang tidak terlalu mudah tetapi tida terlalu sulit. Teks yang demikian dapat Anda pahami dengan relatif mudah dan meningkatkan kemahiran bahasa Inggris Anda karena teks tersebut mengandung kosa kata, struktur, dan ekspresi-ekspresi yang belum Anda kenal sebelumnya.

Belajar berkomunikasi
Selain belajar pengetahuan kebahasaan, untuk dapat sukses belajar bahasa Inggris, Anda harus sesering mungkin mempraktikkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupuntertulis. Ada sejumlah tip yang bisa dicoba untuk melatih kemampuanberkomunikasi Anda dalam bahasa Inggris.

Mendengarkan/menyaksikan acara berbahasa Inggris di radio/TV

Sekarang banyak radio dan stasiun TV yang menyelenggarakan acara-acara interaktif dalam bahasa Inggris. Anda bisa bergabung dalam acara itu dengan mendengarkan atau menelepon dan berbicara dengan penyiar dalam bahasa Inggris. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara Anda.

Membuat speaking club

Anda bisa mengajak teman-teman untuk membentuk English Speaking Club. Yang dibahas dalam kegiatan ini bisa berasal dari topik-topik yang sedang in atau masalah-masalah yang dihadapi di sekolah, rumah, dll. Jika dilakukan di sekolah, Anda bisa meminta bantuan guru bahasa Inggris Anda untuk menjadi pembimbing dan sekaligus sebagai pemonitor bahasa Anda.

Membuat majalah dinding bahasa Inggris

Untuk dapat melatih kemampuan menulis, Anda bisa menulis artikel yang nantinya dipajang pada majalah dinding. Tentu saja Anda bisa menuangkan pikiran Anda dalam bentuk artikel, tip, puisi, cerita, humor, dll. Selain kemampuan menulis Anda terasah dan bakat Anda terlatih, nama penulis kan terpampang di mading.

Menulis buku harian dalam bahasa Inggris

Tidak semua orang diciptakan sebagai orang yang extrovert alias orang yang gaul dan bisa cas cis cus dengan mudah sama orang lain. Ada juga tipe orang introvert yang cenderung pendiam namun bukan berarti ia tidak punya kemampuan. Nah, bagi Anda si tipe introvert alias pendiam, Anda bisa juga menuangkan pikiran, ide, gagasan, curahan hati (bagi yang patah hati kali ya!), dan uneg-uneg Anda yang lain (misalkan habis dapat nilai jelek, nggak bisa mengerjakan soal di papan tulis, dll) atau kebahagiaan Anda (seperti ketika fallin’ in love with someone) dalam buku harian, dengan bahasa Inggris tentunya. Selain tidak malu dibaca dan ditertawakan teman, kemampuan menulis bahasa Inggris Anda pun meningkat.
Mendengarkan musik berbahasa Inggris di radio dan TV

Bagi Anda yang music mania, don’t worry, be happy. Musik pun bisa menjadi salah satu sarana yang OK buat belajar bahasa Inggris. Selain dapat menikmati syair dan lirik lagu favoritmu, Anda juga bisa melatih kemampuan mendengarkan, melafalkan bahasa Inggris Anda sekaligus memperluas kosa kata bahasa Inggris Anda.

Selain tip tersebut di atas, ada dua hal yang perlu diperhatikan agar Anda bisa berkomunikasi dengan lancar. Pertama, jangan takut membuat kesalahan ketika belajar maupun berbicara. Membuat kesalahan dalam proses belajar bahasa adalah suatu hal yang wajar dan hal itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar. Ke dua, jangan menjadikan keterbatasan kosa kata sebagai kendala yang menghalangi Anda untuk berbicara. Anda masih bisa menggunakan isyarat/gerak untuk memperjelas maksud Anda jika Anda mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata untuk mengutarakan maksud Anda.

Bagaimana? Ternyata tidak terlalu sulit kan untuk bisa belajar bahasa Inggris dalam keterbatasan sarana? Kuncinya adalah niat dan kemauan. Pepatah mengatakan “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan atau istilah kerennya “When there is a will, there is a way”. Jadi, kenapa tidak mulai dari sekarang saja Anda belajar bahasa Inggris? Masih ingat kan password untuk sukses belajar bahasa inggris. Ya, niat dan kemauan. Kalau ada keduanya semuanya akan menjadi lebih mudah. “Banyak jalan menuju Roma” dan tentunya “banyak cara buat sukses belajar bahasa Inggris”.

Sumber: http://mademunarda.blogspot.com/2008/08/kiat-sukses-belajar-bahasa-inggris.html

kriteria mahasiswa

4 Jenis Mahasiswa, Anda Termasuk Yang Mana?



mahasiswajepang.jpgPada saat menjadi mahasiswa baik di program S1, S2 maupun S3 di Jepang, saya mengalami berbagai proses pembelajaran yang kadang bikin geli kalau mengingatnya sekarang. Proses belajar ternyata membuat jenis dan karakter saya berubah-ubah. Kadang saya nggak sadar dengan ketidakmampuan saya, tapi kemudian kenyataan menyadarkan saya bahwa saya tidak mampu, dan akhirnya setelah saya belajar keras saya jadi sadar apa saja kemampuan saya. Di sisi lain agak sedikit berbahaya ketika saya tidak sadar dengan kemampuan saya. Jadi kayak bunglon dong? Hmm lebih tepatnya bunglon darat ;). Terus saat ini anda termasuk jenis mahasiswa yang mana? Mari kita lihat bersama.

1. Mahasiswa Yang Tidak Sadar Akan Ketidakmampuannya (Unconsciously Incompetent)

Tahun 1994, kehidupan saya di Jepang di mulai. Saya beserta 14 orang yang lain sekolah bahasa Jepang di Shinjuku, nama sekolahnya Kokusai Gakuyukai. 1 tahun belajar bahasa Jepang, kita berhasil menghapal sekitar 1000 kanji. Kemampuan bahasa Jepang level 1 menurut Japanese Language Proficiency Test alias Nihongo Noryoku Shiken. Kebetulan karena saya senang nggombalin orang ngomong, percakapan bahasa Jepang saya cukup terasah (pera-pera). Di Kokusai Gakuyukai, kita juga diajari pelajaran dasar untuk Matematika, Fisika dan Kimia. Ini juga nggak masalah. Kurikulum Indonesia yang padat merayap plus rumus-rumus cepat ala bimbel :D, membuat soal-soal jadi relatif mudah dikerjakan. Karena saya newbie di dunia komputer, padahal harus masuk jurusan ilmu komputer, saya beli komputer murah untuk saya oprek. Newbie? yah bener, saya gaptek komputer waktu itu. Saya kerja keras, saya bongkar PC, saya copoti card-cardnya karena pingin tahu, sampe akhirnya rusak hehehe. Terus nyoba mulai install Windows 3.1. Lebih dari 3 bulan, tiap malam saya keloni terus itu komputer, jadi lumayan mahir lah. Tahun 1995, masuk ke Saitama University dengan sangat PD dan semangat membara :). Nah pada tahap ini saya sebenarnya masuk ke jenis mahasiswa yang tidak sadar akan ketidakmampuannya. Dikiranya semua sesuai dengan yang dibayangkan dan diangankan.

2. Mahasiswa Yang Sadar Akan Ketidakmampuannya (Consciously Incompetent)

Masuk kampus, ternyata bekal kanji 1000 huruf nggak cukup. 1000 kanji itu level anak SD atau SMP di Jepang. Saya perlu lebih dari 30 menit untuk membaca 1 halaman buku textbook pelajaran, padahal orang Jepang hanya perlu 2-3 menit :( Kemahiran percakapan juga nggak banyak menolong karena mahasiswa Jepang membentuk grup-grup. Saya satu-satunya mahasiswa asing di Jurusan, nggak kebagian teman, meskipun sudah kerja keras tegur sapa, ngajak kenalan, nanya jam, nanya mata pelajaran, dsb. Matematika, Fisika, dan Kimia sebenarnya mudah, hanya masalahnya karena Kanji terbatas, kadang saya nggak ngerti yang ditanyain apa. Jadi kadang saya kerjasama dengan mahasiswa Jepang disamping saya, dia ngerti apa yang ditanyain, tapi nggak bisa ngerjakan. Sebaliknya saya nggak ngerti yang ditanyain, tapi sebenarnya bisa ngerjain … hehehe. Untuk praktek di lab komputer, ternyata semua pakai terminal Unix (Sun), sama sekali nggak ada mesin yang jalan under (Microsoft) Windows. Yang pasti, harus sering mainin command line di shell, untuk ngedit file hanya bisa pakai emacs, browsing hanya bisa pakai mosaic, laporan harus pakai latex, buat program harus pakai bahasa C atau perl (CGI) untuk yang berbasis web. Kenyataan membuat saya sadar akan ketidakmampuan saya :).

3. Mahasiswa Yang Sadar Akan Kemampuannya (Consciously Competence)

Karena sadar bahwa banyak hal yang ternyata saya belum mampu, yang saya lakukan adalah belajar keras. Saya kurangi tidur, saya perbanyak baca, perbanyak beli buku, beli kamus elektronik, banyak diskusi dengan teman-teman mahasiswa Jepang. Saya mulai banyak bermain-main dengan Linux dan FreeBSD di rumah untuk kompatibilitas dengan tugas kampus. Nyambung internet dengan dialup, mulai belajar mengelola server, mulai membuat program kecil-kecilan dengan bahasa C dan Perl. Banyak kerja part time, mulai dari nyuci piring, interpreter, code tester dan programmer. Saya mulai aktif di dunia kemahasiswaan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus, termasuk ikut mengurusi Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang sampai pernah terpilih jadi ketua umumnya. Knowledge dan skill di kampus terasah, experience dan manajemen keorganisasian juga terasah. Alhamdulillah saya mulai banyak punya teman Jepang, kadang makan bareng, main bareng atau ngoprek komputer bareng di asrama mereka. Untuk menambah ilmu kadigdayaan (sebenarnya sih untuk keperluan kerja part time ;) ), saya menambah peliharaan komputer di apartemen dengan Apple Macintosh dan beberapa Unix machine.

Tahun pertama dan kedua terlewati dengan baik, nilai lumayan dengan nuansa penuh kegembiraan. Saya berusaha semaksimal mungkin “menjual” kemampuan saya, baik dalam bentuk jasa alias sebagai interpeter, lecturer, programmer, software engineer, maupun dalam kemasan produk software yang saya buat (sistem informasi rumah sakit, sistem informasi periklanan, web application, network management system, dsb). Alhamdulillah saya sudah bisa mandiri dan mendapat banyak pengalaman dan keuntungan finansial mulai tahun ketiga kehidupan saya di Jepang, sehingga akhirnya saya putuskan menikah “dini” supaya lebih tenang, aman dan sehat ;). Nah pada masa ini jenis saya adalah semakin sadar akan kemampuan saya :).

4. Mahasiswa Yang Tidak Sadar Akan Kemampuannya (Unconsciously Competence)

Saya banyak ngejar kredit di tahun 1 dan 2, dengan harapan bisa tobikyu (loncat tingkat), meskipun saya kemudian nggak minat lagi karena ternyata di Jepang kalau kita loncat langsung ke program Master (S2), ijazah S1 nggak diberikan oleh Universitas. Resiko besar kalau saya balik Indonesia tanpa ijazah S1, urusan birokrasi pemerintahan (PNS) akan merepotkan, apalagi kalau nanti nyalon jadi walikota semarang, bisa kena pasal ijazah palsu … hehehe. Akhirnya tingkat 3 kuliah banyak kosong (sudah terambil di tingkat sebelumnya). Part time juga saya lebih selektif, hanya di bidang garapan saya saja, yang bisa kerja remote dan lebih bebas waktunya. Tidak ada lagi tempat untuk kerja kasar nyuci piring atau angkat karung. Saya terpaksa ambil mata kuliah jurusan lain untuk menjaga ritme kampus. Meskipun kadang ditolak professor pengajar, karena saya ambil mata kuliah semacam combustion, teknologi pendidikan, sistem tata kota, dsb yang nggak ada hubungan dengan computer science. Akhirnya karena keasyikan ngambil kredit, nggak sadar kelebihan kredit. Total terambil 170 kredit, padahal syarat lulus S1 hanya 118 kredit :D.

Sehari hampir 18 jam di depan komputer, kecuali tidur sekitar 6 jam, tugas kampus juga saya kerjakan dengan baik. Akhirnya masuklah saya ke masa, “nggak ngerti lagi mau ngapain di Internet” :D. Saya mulai suka iseng dan banyak aktif di dunia underground dengan berbagai nama samaran. Saya kadang membuat program looping tanpa stop untuk mbangunin admin kampus, alias men-downkan server karena overload CPU dan memori. Kadang nge-brute force account teman untuk ambil passwordnya, sehingga bisa baca email-email cintanya ;). Sampai akhirnya saya pernah kena skorsing 3 bulan karena ngecrack account professor-professor di kampus. Nah di masa ini, saya berubah jenis sebagai mahasiswa yang nggak sadar bahwa punya kemampuan untuk berbuat negatif dan merusak kestabilan kampus :).

Di sisi lain, saya banyak mendapatkan knowledge di Universitas, formal language dan automata, software project management, software metrics, requirement engineering, dsb yang pada saat dapat kita mikirnya ini nanti dipakai dimana yah :). Tapi ternyata semua itu bekal yang cukup berguna ketika harus masuk ke dunia industri dan menggarap project-project yang lebih riil. Kondisi seperti ini juga termasuk dalam posisi yang tidak sadar akan kemampuannya :)

Bagaimanapun juga mahasiswa sebaiknya di arahkan untuk menjadi jenis ke-3, yang sadar akan kemampuannya dan menggunakan kemampuannya untuk hal-hal positif. Kalaupun ada mahasiswa yang dengan skillnya terjebak tindakan negatif, pembimbing ataupun dosen juga harus bijak mensikapi. Bagaimanapun juga ini semua adalah proses belajar dan proses pematangan diri. Sebagai tambahan, 4 hal diatas diformulasikan orang dan terkenal dengan nama teori Experiential Learning. Lalu anda termasuk yang mana? Silakan dijawab sendiri.

Yang paling penting, apapun jenis anda, jangan pernah menyerah dan tetap dalam perdjoeangan !